I do believe, without question!

Kalau dilihat-lihat, ditilik-tilik, dan dipandang-pandang; akhir-akhir ini blog saya isinya curhatan, keluhan, dan diary-ish sekali. Maunya sih, walaupun sedikit-sedikit, blog saya ini bisa informatif, syukur-syukur bisa edukatif, dan berharap bisa entertainingif (maksa mode: on). Jadinya para blogger yang kebetulan lewat di  blog ini merasa ada manpaat dan paedah sudah menghabiskan beberapa menitnya di sini.

Habisan, belakang ini berasa hidup hampa dan menjemukan (baca post di bawah). Huaaaa…. Cup cup cup nak, kok malah jadi curhat lagi sih. Mari kita membahas hal lain sajalah.

Hmm,, mau membahas masalah yang agak berat kali ini. Hal ini murni merupakan pandangan saya yang otaknya masih perlu banyak di up-grade, wawasan dan pengetahuan pas-pasan, dan hanya berpikiran spontan saja.

Seorang teman baru saja tertimpa masalah yang berat. Ada dua pilihan baginya, kedua pilihan sangat bertolak belakang. Dan pilihan yang manapun, akan membawa hidupnya ke suatu arah yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Akhirnya dia memilih jalan b, jalan yang sebenarnya -menurut saya- kurang populer.

Gara-gara itu dia mulai mempertanyakan konsep ketuhanan. Mungkin dia berpikir, kok Tuhan tidak mencegah dia memilih jalan b, kalau memang menurut-Nya jalan b itu tidak benar. Berarti Tuhan tidak bisa mempengaruhi kemauan manusia dong. Kalau begitu, hukuman dari kesalahan yang seseorang buat itu adalah dosa nanti masuk neraka, kalau seseorang berbuat baik nanti dia mendapat pahala dan dibalas dengan masuk surga. Lantas, kalau surga dan neraka itu tidak ada, jadinya bagaimana?

Lalu dia mulai bicara tentang agnostic. Orang-orang agnostic ini tidak bilang kalau tidak ada Tuhan, tapi tidak juga setuju dengan teorinya adanya Tuhan. Jadi posisi mereka itu letaknya diantara theisme dan atheism. Mereka setuju ada sesuatu yang lebih besar, tetapi bukan Tuhan dengan konsep surga-neraka nya. Mereka lebih cenderung mengatakan Tuhan itu sebagai the highest energy. Dia ada, tapi ya sudah. Bukan dia yang menguasai manusia. We control ourselves and our will and our life and maybe our afterlife (if agnostics think there is afterlife, by the way) and we do it and not do it because we want to, not because of God’s rules.

Dan teman saya lantas menanyakan pendapat saya.

Saya lantas berpikir. Waduh susah juga. Secara otak saya akhir-akhir ini jarang dipakai buat berpikir. Bukan hanya tidak dipakai untuk berpikir deng, otak saya bisa dikatakan sedang tidak berfungsi alias idle. Diistirahatkan sementara waktu. Wong tiap hari cuma dipakai buat mikir “nanti siang makan dimana ya?” atau “aduh, jam 4 (jam pulang kantor) kok lama banget ya” atau “hari jumat, kenapa kau lama sekali??” Hoho…

Tugas berat ini…

Hmm,, saya ini seorang muslim. Kenapa memeluk Islam, mungkin seperti kebanyakan muslim lainnya, adalah karena saya dilahirkan dalam keluarga Islam, dan karena itu, di sekolah juga diajarkannya ya Islam saja. Tapi toh, semakin dewasa, saya mampu berpikir sendiri, saya menemukan keindahan dalam Islam. Ya, saya juga bukan umat yang sempurna, masih banyak miring sedikit ke kanan, miring sedikit ke kiri. Tapi saya berbuat baik dan menjauhi berbuat jahat bukan karena takut-masuk-neraka-pengen-masuk-surga saja. Kalau begitu seyogia nya (tsaelah, seyogianya cuy) orang beragama ndak ada yang masuk penjara lantaran mereka takut sama Tuhan dan isi di bui itu cuma orang atheis atau agnostic saja sebab mereka tidak percaya sama yang namanya dosa. Saya berbuat seperti itu karena ajaran-ajaran di islam (dan saya yakin juga ajaran-ajaran agama lainnya) mengajarkan indahnya berbuat kebaikan. Agama menjabarkan setiap sendi dalam hidup, membimbing kita dalam berperilaku sehingga dapat membantu kita membentuk pola pikir dalam bersikap. Jadi agama bukan sekadar salah dan benar.

Dan kalau kita merasa tidak bisa menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita atau merasa masih banyak big holes dalam kitab kita; mungkin bukan karena jawabannya tidak ada. Tapi karena jawabannya belum ditemukan. Mungkin jawabannya ada pada halaman yang belum kamu buka atau pada orang yang belum kamu temui.

Percaya pada Tuhan membuat kita memasrahkan diri. Bahwa hidup kita ada pada kuasanya. Dan bahwa segala sesuatu itu sudah direncanakan oleh Nya dan memang yang terbaik untuk kita. Kalau semua orang memegang konsep seperti itu tentunya sudah tidak akan ada lagi cerita orang minum baygon karena putus cinta atau kasus korupsi oleh anggota DPR. Dan pemikiran seperti ini bukanlah pembenaran dari orang-orang yang sedang jatuh saja loh. Pembenaran sehingga mereka bisa berkata, “ya sudahlah, memang jalannya dari Tuhan seperti ini” setelah mereka mengalami suatu jalan buntu dan terpaksa harus berhenti dan mencari jalan lain. Seorang teman tidak lulus SPMB. Oh, mungkin saat itu dunia serasa gelap. Merasa usaha dan pengorbanan sia-sia. Merasa Tuhan tidak adil. Ngutuk-ngutuk, misuh-misuh, mencret-mencret. Tidaaaaakkk (lebay). Oh, tentu tidak (kan saya minum combantrin) justru Tuhan sangat adil apabila umatnya tidak putus asa dan bangkit lagi dan tetap percaya padanya. Justru rencana yang disiapkan-Nya lebih indah. Teman saya lulus SPMB tahun depannya. Sekarang sudah bekerja. Dan anugerah paling besarnya bisa bertemu saya. Kalau dia lulus di tahun pertama SPMBnya mungkin tidak akan semudah itu mendapatkan kerja, dan rugi paling besar adalah tidak bisa berteman dengan saya kan? Hoho..

That’s why I keep my faith in God.

And because I keep my faith in God, I can keep my faith in you, my dear friend.

And, I will always keep my faith in you.

 

PS: but I believe that it was only a crazy-momentarily-aftershock thought of you, dear. Cause I know you, and you’re more than that. J

PSS: any comments, anyone?

5 respons untuk ‘I do believe, without question!

  1. sicantik berkata:

    sebenernya gw rada gak ngerti nda…, yang dipermasalahin apa? soal ke agnostic/atheis-an kah?atau -kah yang lain?

    kalo soal pertanyaan macam Tuhan2 itu, kalo kata gw mah wajar banget. Yah kalo contoh kasusnya gw, gw mah for years ragu soal Tuhan2 macam itu…, gak mudeng ama hidup dan mual terhadap agama. Kalo gak ragu malah aneh kata gw…, zona nyaman dalam hal rohani…
    sekarang pun gw terkadang masih bertanya kepada Tuhan gw
    ‘Do You really God???’

    hmm… kalo soal keTuhanan lagi, terkadang permasalahannya banyak konsep tentang Tuhan itu sendiri, setiap keyakinan memiliki konsep tentang Tuhannya sendiri (karakterNya, aturanNya, dll).misalnya soal, Tuhan menguasai manusia, konsep macam itu gak segampang itu untuk disimpulkan, ada kondisi, ada rules, yang ikut ambil bagian didalamnya (tergantung iman yang mana dulu, iman agnostic?buddha?hindu?kristen?islam?).
    ada banyak tuhan. Tinggal ‘pilih’ yang mana yang menurut kita yang benar, yang mana yang ingin kita jadi Tuhan atas diri kita
    i think He gives us free will..

    satu lagi,, kalo dalam hal macam itu, biasanya manusia cuma pake otak mereka sendiri dan jarang bener2 mau buka hati atau sudah benci dulu dengan yang namanya Tuhan jd nyari paham yang menentang Tuhan.
    soalnya banyaaaak orang hanya bertanya pada Tuhan tanpa pernah mau mendengar jawabanNya. gw pikir kalo mereka benar2 seorang thinker, coba gali lebih dalam.
    so.. gw pikir kl emang pengen tahu jawaban, siapkan hati yang mau nerima, otak yang merendah, dan telinga yang mau mendengar.

    haha panjaaang dan lebaaaar yak,, maapkan, hobi gw memang bicarain hal macam ini.

  2. sicantik berkata:

    mengutip dari yang gw bilang (walaupun tidak valid, karena ini cuma ‘kata’ gw)

    “siapkan hati , otak yang merendah (bukan gak pake otak)”

    otak yang merendah itu maksudnya mau membuka pikiran kita, gak bikin benteng dulu. karena seringkali kita udah mikir ngajak ribut dulu sama Tuhan, dan gak mau duduk santai tau tentang Dia.
    gw pikir Tuhan itu simple sekaligus kompleks. Dia simple sehingga anak kecil bisa mengenal Dia tapi sekaligus kompleks, sehingga kita gak akan pernah benar benar sempurna tau tentang Dia, pemikiranNya, pekerjaaNya.
    yah begitulah kalo kata gw

  3. YaNda berkata:

    Kalau kata gua, manusia cenderung mendengar apa yang mau dia dengar dan melihat apa yang mau dia lihat aja sih… Mungkin itu maksud merendah dari si Ijul-yang-ngaku-si-cantik itu…

  4. sicantik berkata:

    ey nda aing emang cantik kaliii… hehehehe…. nda pempekmu dalam sekejap abis
    oh ya may kali aja bisa membantu, coba de baca baca buku karangan ravi zacharia, die emang suka menulis hal hal yang diperdebatkan oleh orang orang filsafat, misalnya buku dia yang judulnya ‘Jesus among other gods’, atau bukunya a.w tozer yang judulnya ‘pursuit of God’ atau buku2nya c.s lewis.
    dari si Ijul-yang-memang-sicantik ini

  5. YaNda berkata:

    Hoho.. baguslah kalo abis. Asal jangan lupa kado buat gue yak! *ada udang di balik batu. hemehemeh*

    Gak deeeng, enak kan pempeknya… senang gue pempek itu berakhir di perut yang benar, =)

Tinggalkan Balasan ke YaNda Batalkan balasan